Sore hari itu Aliza duduk termenung di bawah pohon rambutan sambil menatap danau indah yang ada di depannya. Tiba-tiba Sonya datang menghampirinya dan berkata “Hay lyza sedang apa kamu ?”, Aliza terguncang kaget dengan sapaan Sonya “Hah… YaAllah sonya aku pikir siapa. Hmm aku hanya menatap danau itu” kata Aliza sambil menunjuk danau yang ada di depannya. “Memang ada apa dengan danau itu? “ Tanya sonya lagi. “Tidak, aku hanya senang dengan keindahan danau itu, airnya begitu tenang” jawab Aliza sambil tersenyum. Yaa Aliza memang sering datang ke danau ini, bukan hanya untuk melihat keindahan danau ini, tapi juga danau ini menjadi tempat favoritenya saat ia senang atau pun saat ia sedang sedih. Sonya adalah sahabat Aliza sejak mereka kecil, bahkan kedua orang tua mereka pun saling bersahabat.
Aliza memang sering datang ke danau ini, ia sering menumpahkan isi hatinya di depan danau ini. Bahkan ia selalu mengungkapkan kekecewaan hatinya di danau ini. Maklum, Aliza bukan lah tipe wanita yang selalu terbuka pada siapa pun. Ia selalu memandang perasaan apa yang ia rasakan. Saat ini Aliza memiliki seorang teman dekat pria yang dia anggap sebagai pangeran rajawali, pria itu bernama Topan. Aliza begitu menyayangi Topan, begitu pula dengan Topan yang begitu menyayangi Aliza.
Saat ini aliza menyimpan perasaan khawatir dan takut yang menghinggapinya. Entah mengapa perasaan itu selalu hadir dikala para pengganggu itu menghampiri pangeran rajawali miliknya. Kadang ia berpikir, perasaan apa yang menghampiri pikiran dan hatinya, mengapa perasaan ini begitu pelik dan sangat tidak enak untuk di rasakan. Mungkin semua itu karena mereka, entah apa tujuan mereka. Terkadang aliza harus berpikir positif dan meyakinnkan hati dan pikirannya bahwa semua ini hanya lah prasangka sementara. Karena ketertutupan sikap aliza, ia bahkan tidak menceritakan apa yang ia rasakan pada siapapun, ia hanya mau menceritakan apa yang ia rasakan kepada danau yang selalu ia hampiri saat perasaannya gundah. Iya menceritakan apa yang ia rasakan pada danau itu sampai-sampai ia harus menangis di hadapan danau itu.
Rabu sore aliza kembali datang ke danau itu dan duduk di bawah pohon rambutan yang ada di tepi danau itu, ia ingin menceritakan semua yang ia rasakan saat ini. Ia ingin mengatakan bahwa ia memiliki rasa khawatir dan takut. Ia menangis, berkali kali ia coba untuk menahan isak tangis itu, tapi semua itu gagal ia lakukan. Air matanya begitu susah untuk di bendung agar tidak menetes di pipinya. Namun semua itu gagal ia lakukan. Kesekian kalinya Sonya menemukan aliza sedang duduk di bawah pohon rambutan dan menghadap danau. Kali ini sonya melihat aliza dalam keadaan menangis, lalu ia menyapa aliza dan berkata “Aliza..?” , Aliza kembali terkejut dan berusaha menghapus air matanya dan menjawab “Iya sonya.. maaf ada apa?” ,”Mengapa kamu menangis aliza ?” Tanya sonya lagi. “Tidak. Aku tidak apa-apa kok” Jawab Aliza dengan senyuman yang dia buat terpaksa. Sonya hanya membalas dengan raut wajah heran. “Kalau kamu punya masalah, kamu bisa cerita padaku, aku janji aku tak akan membicarakan hal ini pada siapa pun” Kata Sonya meyakinkan. Aliza menatap mata Sonya, ia menemukan sebuah arti ketulusan di mata sonya. Ia mencoba merubah pikirannya untuk menceritakan apa yang iya rasakan saat itu.
“Sonya.. Pernahkah kamu merasa takut dan khawatir ?” Tanya Aliza dengan yakin. “Yaa sangat pernah. Aku takut jika ayahku marah ketika beliau tahu aku tidak mengerjakan pekerjaan rumahku, dan aku khawatir ketika aku tahu adikku belum pulang kerumah padahal hari sudah hamper sore” Jawab Sonya dengan senyum yang indah. “Bukan itu maksud ku, maksudku….” Belum sempat melanjutkan pembicaraannnya Sonya udah menebak apa yang di maksud Aliza. “Pangeranmu kah ?”. Aliza hanya menjawab dengan senyum kecilnya. “Apa yang kamu takutkan aliza? “ Tanya Sonya. “Aku takut karena pengganggu itu sonya, aku takut, aku takut dia mengambil pangeranku sonya” Jawab liza dengan suara isak tangis kecilnya itu. Lalu sonya memeluk Liza dan berusaha menenangkannya. “Liza dengarkan aku, kamu tak perlu mencemaskan itu semua. Yakinlah bahwa pangeranmu itu akan tepat jadi pangeranmu.” Jawab Sonya dengan senyum khasnya. “Tapi aku tetap takut, mereka semua cantik, pintar. Tidak seperti aku yang hanya…” , “Aliza.. Kamu itu cantik, kamu pintar. Jangan kamu banding-bandingkan tentang hal ini. Aku tahu dan aku yakin bahwa Topan lebih menyayangimu. Berpikir positivelah Aliza” Ucap Sonya untuk lebih meyakinkan.
Aliza selalu memikirkan apa yang di ucapkan oleh sonya “Apa benar yang di bilang sonya, aku harus berpikir positive tentang itu, dan aku harus yakin kalao dia lebih menyayangiku. Ya Allah…” ucap Aliza dalam hati.
Keesokkan harinya Aliza bertemu dengan pangeran rajawalinya itu di depan ruang kelas. “Hay putrid cantikku. Apa kabar ?” Tanya Topan dengan panggilan kesayangannya untuk aliza. Raut wajah liza berubah dengan senyuman indah khasnya, hatinya senang seperti mendapatkan sesuatu yang ia idamkan dan ia pun menjawab dengan senyum indahnya itu “Alhamdulillah baik, kamu topan ?” ,” Alhamdulillah baik juga aku” jawab Topan. Selanjutnya mereka mengobrol sampai akhirnya ada seorang wanita menghampiri mereka dan menyapa Topan “Hay Topan”, “Hay Mila ada apa? “ Tanya Topan. “Apa kita jadi pergi nanti ?” Jawab Mila. “Ohiya jadi, mau jam berapa nanti ?” Tanya balik Topan. Sungguh saat itu hati Aliza merasa sakit, dan ia sempat berpikir yang tidak-tidak samapai-sampai ia berkata dalam hati “Ada apa ini? Pergi ? Pergi kemana ? Untu apa ? Kenapa Topan tidak menceritakan apa-apa pada ku ? Kenapa mesti dengan perempuan ia pergi ? Apa jangan-jangan…?? Oh yaAllah ada apa ini ?? “
Melihat Topan yang asik sedang berbincang dengan Mila, Aliza merasa bahwa dengan adanya ia disini hanya akan menambah rasa sakit di hatinya, dan ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu tanpa pamit pada mereka. Ketika Aliza pergi Topan sama sekali tidak melihat Aliza pergi. Tapi saat itu Aliza berharap kalau Topan akan memanggilnya kembali dan akan menjelaskan semuanya, tapi semua itu percuma, karena Topan tidak melihat ketika Aliza pergi.
Setelah pulang sekolah Aliza bergegas pergi ke danau, tempat biasa menumpahkan segala isi hatinya. Ini kesekian kalinya ia merasa sangat sedih. Dia bingung dengan perasaan yang ia hadapi saat ini, ia khawatir akan semua ini. Ia bingung mengapa pangeran rajawalinya itu berubah. “Ya Allah ada apa ini ? apa yang terjadi padaku ya Allah, begitu sakit hati ini ketika melihat itu semua ya Allah. Apa ini hanya perasaan ku saja ya Allah ?” Tanya Aliza dalam hati.
Di lain tempat Topan masih mencari keberadaan Aliza saat ini, sampai akhirnya Topan bertemu dengan Sonya sahabat Aliza. “Sonya, apa kamu melihat Aliza ?” , “Tidak, memang ada apa pan ?” Tanya balik Sonya. “Tadi ketika aku sedang berbicara dengan Mila temanku, tiba tiba Aliza sudah tidak tidak ada. Aku tidak tahu dia pergi kemana. Padahal hari ini aku mau mengajak Aliza pergi jalan-jalan bersama teman-temanku”. Jawab Topan lesu. “Apa kamu punya masalah dengan Aliza ?” Kata Sonya. “Masalah ? Tidak. Sejauh ini aku baik baik saja dengan Aliza. Memang ada apa Sonya ? “ Tanya Topan balik. “Hmm tidak, coba deh kamu pergi ke danau dekat rumah Aliza, siapa tau dia ada disana “ Saran Sonya yang tersenyum lebar. “Ohya, aku akan kesana. Terima kasih Sonya infonya” , “ Iya sama-sama “ Jawab Sonya dengan senyum khasnya.
Ketika sampai di danau akhirnya Topan bisa bertemu dengan Aliza. Tapi Topan sedikit heran, mengapa terdengar isak tangis dari diri Aliza. Perlahan ia mendekati Aliza, dn ternyata benar ia melihat Aliza memang sedang menangis. “Aliza kamu kenapa nangis ?” Tanya Topan sambil menghapus air mata yang ada di pipi Aliza. “Topan. Kamu kok..?” , “Sonya yang memberi tahu aku kalau kamu ada disini. Kamu mengapa menangis ? Cerita sama aku putri” Desak Topan. “Tidak. Aku tidak apa-apa Topan” Jawab Liza lesu. “Kalau tidak apa-apa mengapa kamu menangis ? Pasti ada sebabnya, jujur sama aku liza” Tanya Topan sambil memegang tangan Aliza. Aliza bingung harus berkata apa, apa ia harus katakana semuanya pada Topan apa yang ia rasakan akhir-akhir ini. Tapi Aliza masih ragu, ketika berpikir lama akhirnya Aliza memutuskan untuk menceritakan semuanya.
“Perasaan itu artinya cemburu putrid “ Terang Topan pada Aliza dengan senyum manisnya. “Cemburu ?” Jawab Aliza. “Iya sayang. Kamu tidak usah khawatir, aku dan yang lain hanya berteman saja. Tidak ada perasaan lebih” Jawab Topan “Tapi kamu….?” Tanya Aliza belum selesai tapi sudah di sambar oleh Topan. “Aliza, jangan berpikir negative. Aku dan mereka semua hanyalah teman biasa, untuk masalah pergi hari ini dengan Mila. Itu sebenarnya aku ingin mengajak kamu ikut pergi dengan aku dan teman-teman yang lain begitu juga Mila yang akan pergi dengan Boby teman dekatnya. Memang aku tidak ceritakan semua ini sama kamu, aku hanya ingin semua ini terlihat seperti kejutan yang aku berikan ke kamu. Tapi ternyata cara aku salah. Maaf kan aku Aliza.” Kata Topan lesu.
Aliza sangat terkejut dengan pernyataan Topan. Aliza tidak menyangka, ternyata apa yang di khawatirkan selama ini hanya persaan yang mengganggunya saja. Ia telah salah menilai semua ini “Tidak Topan. seharusnya aku yang minta maaf, aku yang salah karena aku terlalu khawatir dan selalu tidak berpikir positive” Kata Aliza lesu. “Aku tau kamu khawatir. Percaya sama aku, aku janji aku ga akan membuat kamu menangis seperti ini. Cuma kamu putri kesayangan hati aku. Cuma kamu Aliza” Jawab Topan meyakinkan Aliza dan kemudian memeluk Aliza. Akhirnya Aliza bisa yakin dan tenang dengan semua ini, ia berusaha menjadi seorang yang selalu berpikir positive dan mencoba untuk menjadi seorang yang terbuka.
◕ ‿ ◕✿
Rate it :